Belum lama ini, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan pidato penting di konferensi Jackson Hole, di mana ia melakukan analisis komprehensif mengenai kondisi ekonomi AS saat ini dan arah kebijakan di masa depan.
Dalam hal ekonomi, Powell menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS telah melambat secara signifikan, hanya 1,2% pada paruh pertama tahun ini, turun setengah dibandingkan tahun lalu. Meskipun pasar tenaga kerja mempertahankan tingkat pengangguran yang relatif rendah di 4,2%, penciptaan lapangan kerja telah melambat secara signifikan. Inflasi masih merupakan masalah yang rumit, dengan indeks PCE inti tetap di 2,9%, masih jauh dari target 2%. Selain itu, tarif baru mungkin akan terus mendorong tingkat harga dalam beberapa bulan ke depan.
Dalam hal kebijakan moneter, Powell menyatakan bahwa suku bunga saat ini sudah pada tingkat yang tinggi, dan kebijakan secara keseluruhan tetap cenderung ketat. Meskipun stabilitas pasar tenaga kerja memberikan lebih banyak ruang bagi Federal Reserve untuk menunggu, risiko ekonomi sedang terakumulasi. Ia menekankan bahwa Federal Reserve tidak akan menetapkan jadwal pemotongan suku bunga secara prematur, tetapi akan memutuskan arah kebijakan berdasarkan data ekonomi. Jika inflasi dapat dikendalikan dengan efektif dan pekerjaan tetap stabil, Federal Reserve mungkin akan secara bertahap melonggarkan kebijakan moneter.
Perlu dicatat bahwa Federal Reserve telah melakukan penyesuaian pada kerangka kebijakannya. Mereka telah meninggalkan strategi "mengizinkan inflasi melampaui sementara" sebelumnya dan kembali ke "target inflasi 2%" yang tradisional. Pada saat yang sama, pernyataan tentang target pekerjaan juga menjadi lebih hati-hati, tanpa membuat komitmen berlebihan. Federal Reserve juga memutuskan untuk melakukan tinjauan kerangka setiap lima tahun untuk menjaga fleksibilitas kebijakan.
Dari pidato Powell, kita bisa menginterpretasikan sinyal kunci berikut: dalam jangka pendek, Federal Reserve tidak akan terburu-buru untuk menurunkan suku bunga karena masalah inflasi masih ada; dalam jangka menengah, suku bunga mungkin sudah dekat dengan tingkat netral, dan mungkin akan dilakukan penyesuaian kecil dengan hati-hati di masa depan; dalam jangka panjang, Federal Reserve tampaknya kembali ke posisi yang lebih hati-hati, mengutamakan stabilitas harga.
Secara keseluruhan, sikap Powell dapat diringkas sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi melambat, masalah inflasi belum teratasi, dan kondisi ketenagakerjaan relatif stabil. Federal Reserve akan tetap sabar, mengawasi data ekonomi dengan cermat, dan mengambil langkah-langkah seperti pemotongan suku bunga jika diperlukan. Sikap hati-hati dan fleksibel ini mencerminkan lingkungan ekonomi yang kompleks saat ini, dan juga mengisyaratkan bahwa Federal Reserve akan lebih fokus pada keseimbangan dan stabilitas dalam pengambilan kebijakan di masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Belum lama ini, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan pidato penting di konferensi Jackson Hole, di mana ia melakukan analisis komprehensif mengenai kondisi ekonomi AS saat ini dan arah kebijakan di masa depan.
Dalam hal ekonomi, Powell menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS telah melambat secara signifikan, hanya 1,2% pada paruh pertama tahun ini, turun setengah dibandingkan tahun lalu. Meskipun pasar tenaga kerja mempertahankan tingkat pengangguran yang relatif rendah di 4,2%, penciptaan lapangan kerja telah melambat secara signifikan. Inflasi masih merupakan masalah yang rumit, dengan indeks PCE inti tetap di 2,9%, masih jauh dari target 2%. Selain itu, tarif baru mungkin akan terus mendorong tingkat harga dalam beberapa bulan ke depan.
Dalam hal kebijakan moneter, Powell menyatakan bahwa suku bunga saat ini sudah pada tingkat yang tinggi, dan kebijakan secara keseluruhan tetap cenderung ketat. Meskipun stabilitas pasar tenaga kerja memberikan lebih banyak ruang bagi Federal Reserve untuk menunggu, risiko ekonomi sedang terakumulasi. Ia menekankan bahwa Federal Reserve tidak akan menetapkan jadwal pemotongan suku bunga secara prematur, tetapi akan memutuskan arah kebijakan berdasarkan data ekonomi. Jika inflasi dapat dikendalikan dengan efektif dan pekerjaan tetap stabil, Federal Reserve mungkin akan secara bertahap melonggarkan kebijakan moneter.
Perlu dicatat bahwa Federal Reserve telah melakukan penyesuaian pada kerangka kebijakannya. Mereka telah meninggalkan strategi "mengizinkan inflasi melampaui sementara" sebelumnya dan kembali ke "target inflasi 2%" yang tradisional. Pada saat yang sama, pernyataan tentang target pekerjaan juga menjadi lebih hati-hati, tanpa membuat komitmen berlebihan. Federal Reserve juga memutuskan untuk melakukan tinjauan kerangka setiap lima tahun untuk menjaga fleksibilitas kebijakan.
Dari pidato Powell, kita bisa menginterpretasikan sinyal kunci berikut: dalam jangka pendek, Federal Reserve tidak akan terburu-buru untuk menurunkan suku bunga karena masalah inflasi masih ada; dalam jangka menengah, suku bunga mungkin sudah dekat dengan tingkat netral, dan mungkin akan dilakukan penyesuaian kecil dengan hati-hati di masa depan; dalam jangka panjang, Federal Reserve tampaknya kembali ke posisi yang lebih hati-hati, mengutamakan stabilitas harga.
Secara keseluruhan, sikap Powell dapat diringkas sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi melambat, masalah inflasi belum teratasi, dan kondisi ketenagakerjaan relatif stabil. Federal Reserve akan tetap sabar, mengawasi data ekonomi dengan cermat, dan mengambil langkah-langkah seperti pemotongan suku bunga jika diperlukan. Sikap hati-hati dan fleksibel ini mencerminkan lingkungan ekonomi yang kompleks saat ini, dan juga mengisyaratkan bahwa Federal Reserve akan lebih fokus pada keseimbangan dan stabilitas dalam pengambilan kebijakan di masa depan.